Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2021

Lebih Akrab dengan Gubernur Kaltim Versi Kader PKS

Part 1. Masa Kecil dan Sebelum Merantau Dedi Kurniadi lahir tanggal 23 November 1963, dan menghabiskan masa kecilnya di sebuah daerah bernama Margahayu, dekat Pangkalan Udara Sulaiman, wilayah Bandung Selatan, Jawa Barat. Lulus SMP, Dedi meneruskan pendidikannya ke STM Kimia di pusat kota Bandung, yang saat itu masih di bawah naungan Departemen Perindustrian, dan ditempuh selama empat tahun.  Lulus dari STM Kimia, Dedi sempat bekerja di Bekasi sebagai tenaga analis Kimia di sebuah perusahaan kertas milik pengusaha berkebangsaan Korea.  Sekitar tahun 1983, Dedi mencoba mewujudkan mimpi masa kecilnya untuk bekerja di luar Pulau Jawa, dengan mengikuti tes calon penerimaan karyawan BUMN, dan tanggal 1 Februari 1983 sah menjadi karyawan PT. Pupuk Kaltim. “Masyarakat Jawa Barat itu tidak suka merantau, makanya saat itu orang dengan keinginan seperti saya masih dianggap aneh. Saya ingin sekali memiliki wawasan nusantara, dan kondisi paling efektif untuk mendapatkan itu, secara fisik saya haru

Tips Menghadapi Pergantian Musim

Menyikapi datangnya musim Pancaroba Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika atau disingkat BMKG menyatakan puncak musim penghujan akan berlanjut hingga akhir Februari sampai awal Maret 2021 artinya bisa diprediksi hingga bulan Maret nanti masih akan terjadi bencana banjir. Dalam hal ini, pihak BMKG meminta masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrim yang sewaktu-waktu bisa berubah-ubah. Dampak dari peralihan cuaca yang ekstrem ini bisanya ditandai dengan datangnya musim pancaroba. Apakah musim pancaroba itu?  Pancaroba adalah masa peralihan antara dua musim utama di daerah iklim muson, yaitu di antara musim penghujan dan musim kemarau. Masa pancaroba biasa ditandai dengan frekuensi tinggi badai, hujan yang sangat deras/lebat yang disertai petir, guntur dan angin kencang. Pada masa pancaroba biasanya frekuensi orang yang menderita penyakit saluran pernapasan atas, seperti flu, pilek atau batuk, relatif meningkat. Ditengah kondisi pandemi seperti ini, tentunya kita

Covid-19 dan Kita

Covid-19 dan Nikmatnya Rezeki Sehat Virus Korona 19, hampir setahun belakangan ini melanda di semua belahan dunia. Dampaknya berimbas ke berbagai segi, mulai dari ditutupnya akses pendidikan, perkantoran, sampai meluluhlantakkan ekonomi.  Virus tersebut begitu kecil, bahkan tak terlihat, tapi mematikan. Membuat kita dipaksa tunduk pada kebesaran dan kehebatan Allah.  Virus ini menyerang tanpa memandang rupa, kasta atau pun status sosial. Membuat setiap pribadi wajib berhati-hati dan selalu menerapkan protokol kesehatan seperti yang dianjurkan pemerintah; menjaga kebersihan dengan rajin mencuci tangan, memakai masker jika beraktifitas diluar rumah, menjaga jarak dengan orang lain, dan menjauhi kerumunan Manusia menyikapinya dengan berbagai macam sikap. Ada yang protektif, tetapi ada pula yang santai, biasa saja bahkan ada pula yang tidak percaya kalau virus covid 19 ini ada. Anda di posisi yang mana? Covid 19 ini membuat kita betul-betul merasakan bahwa kesehatan adalah rezeki yang luar

Saat Kami Makin Cinta

Surat Terbuka dari Seorang Kader Setiap kali mendengar kabar bertambahnya penderita covid 19, selalu terlintas rasa was-was dalam benak. Terlebih lagi jika ternyata mereka adalah orang-orang dekat, tetangga atau sahabat. Bagaimana tidak, setahun setelah virus ini masuk ke tanah air, bukannya makin berkurang kasus penderitanya. Justru semakin hari semakin bertambah banyak, dan sepertinya makin dekat saja.  Sebaik-baik kami berikhtiar memakai masker setiap keluar rumah, dan rajin mencuci tangan, ketetapan-Nya tetap tak bisa dilawan. Begitu pun dengan saya, entah mungkin ketika saya lengah menerapkan ritual 3M atau bisa jadi memang saat imun sedang menurun.  Kamis sore (18/2), keponakan menghubungi saya via Whatsapp mengabarkan bahwa hasil test rapid antigen ibunya positif, dan saya sekeluarga terakhir kontak erat dengan beliau  Jum'at pekan lalu. Kemudian terpikir, menghubung-hubungkan kondisi kesehatan saya yang menurun sejak Senin sore. Sempat merasakan diare, sakit kepala nyut-nyu

Jatuh Cinta

Qori Internasional, Jatuh Hati pada PKS Pekan lalu, semua berjalan seperti event-event biasanya. Namun, ada yang istimewa dengan kehadiran Ustad Syahroni. Beliau hadir khusus untuk melantunkan ayat suci Al Quran yang terdengar merdu. Begitu juga bait-bait doa yang dibacakan oleh Habib Muchdor, begitu menyentuh kalbu hingga menghadirkan tetes-tetes air mata.  Sebelum acara usai sepenuhnya, Ustad Syahroni pamit untuk pergi meninggalkan acara terlebih dahulu, karena ada keperluan lain yang harus beliau penuhi. Hingga di sini semua terasa normal dan biasa saja. Namun, beberapa waktu setelah acara selesai, tiba-tiba pengurus PKS Kaltim dikejutkan oleh sebuah screen shoot percakapan Ustad Syahroni dengan salah seorang panitia. "Ust, bisakah ulun masuk jadi kader PKS?"  "Bagaimana caranya untuk menjadi anggota dari partai PKS?" begitu pesan singkat yang beliau kirimkan kepada panitia. MasyaAllah .... Tidak ada yang menyangka, seorang imam masjid di salah satu perumahan ter

Fenomena Vtube

Fenomena Vtube Beberapa hal yang marak diberitakan media massa akhir-akhir ini adalah tentang Vtube. Mungkin sebagian diantara kita telah mengetahui apa itu Vtube. Tapi tidak sedikit pula ternyata yang masih awam dengan aplikasi ini.  Vtube atau PT. Future View Tech ini telah memiliki izin pada awalnya, yaitu izin industri dan kominfo. Akan tetapi info terbaru diketahui bahwa izin yang telah dikeluarkan oleh Kominfo telah dihapus. Hal ini mengacu kepada surat edaran Satgas Waspada Investasi (SWI) pada bulan Juni 2020, yang memasukkan Vtube kepada entitas investasi ilegal.  Vtube sejatinya merupakan aplikasi yang memungkinkan orang-orang menonton video iklan untuk mendapatkan dolar AS.  Tentu saja, dengan iming-iming dolar tersebut banyak orang yang akhirnya terbujuk. Poin yang dihasilkan dari aplikasi tersebut kemudian akan dikonversikan dalam bentuk dolar AS. Yang menjadi pertanyaan sekarang, apakah bisnis ini legal? Bisnis kontroversial ini membayar anggotanya dengan syarat anggota h

"Covid-19 dan Nikmatnya Rezeki Sehat"

Virus Korona 19, hampir setahun belakangan ini melanda di semua belahan dunia. Dampaknya berimbas ke berbagai segi, mulai dari ditutupnya akses pendidikan, perkantoran, sampai meluluhlantakkan ekonomi.  Virus tersebut begitu kecil, bahkan tak terlihat, tapi mematikan. Membuat kita dipaksa tunduk pada kebesaran dan kehebatan Allah.  Virus ini menyerang tanpa memandang rupa, kasta atau pun status sosial. Membuat setiap pribadi wajib berhati-hati dan selalu menerapkan protokol kesehatan seperti yang dianjurkan pemerintah; menjaga kebersihan dengan rajin mencuci tangan, memakai masker jika beraktifitas diluar rumah, menjaga jarak dengan orang lain, dan menjauhi kerumunan Manusia menyikapinya dengan berbagai macam sikap. Ada yang protektif, tetapi ada pula yang santai, biasa saja bahkan ada pula yang tidak percaya kalau virus covid-19 ini ada. Anda di posisi yang mana? Covid-19 ini membuat kita betul-betul merasakan bahwa kesehatan adalah rezeki yang luar biasa. Bahkan nikmat sehat dimasa p

"Sang Lokomotif Perjuangan"

Ahad pagi kemarin, di tengah udara dingin akibat Samarinda tiga hari dilanda hujan kecil, saya sudah siap di depan gawai. Bermaksud menyaksikan pelantikan pemimpin baru di Partai Keadilan Sejahtera Dewan Pengurus Wilayah Kalimantan Timur (PKS DPW Kaltim).  Sesuai ta'limat, hanya 200 orang yang bisa masuk ke ruang Zoom, tapi ternyata kuota data tak mendukung keberadaan saya di Zoom. Akhirnya dengan legowo, melipir ke Chanel Youtube PKS-TV Kaltim. Saya perhatikan wajah-wajah yang muncul di layar ponsel, saya berdecak kagum. Inilah saatnya para ahli kebaikan, bermain di ranah politik praktis --yang menurut banyak orang adalah wilayah yang penuh bahaya-- memberi kontribusi terhadap usaha menjayakan Indonesia, dan tak saya temukan ekspresi ragu sedikit pun, dari para Ustadz yang terpilih menduduki kursi jabatan di DPW PKS Kaltim. Saya temui wajah Ust Khairul Alim Al Hafidz, beliau adalah kepala Pondok Pesantren Al Fajar, tempat anak saya bermukim selama 2,5 tahun di masa SMU-nya. Ada ju

Suara Dari KALTIM Tentang Genose

  Hampir satu tahun wabah pendemi Covid 19 melanda negeri tercinta. Kondisi ini memberi dampak yang tak sedap. Seluruh institusi pemerintahan dan swasta ditutup, karyawannya diperintahkan bekerja di rumah. Sekolah-sekolah melakukan pembelajaran jarak jauh, dan perekonomian pun lumpuh. Namun, di Juni 2020, saat PSBB pertama dinyatakan berakhir. Masyarakat diperbolehkan kembali melakukan aktifitas dengen menerapkan protokol kesehatan dengan ketat. Terutama untuk perjalanan jauh, wajib memiliki surat keterangan bebas Virus Corona. Surat tersebut diperoleh dengan terlebih dahulu melakukan test yang biayanya tidak main-main; sekitar 1,9 juta untuk PCR, 700 ribu untuk rapid antigen dan 350 ribu untuk rapid antibody, dan masyarakat rela merogoh kocek sedemikian dalam untuk bisa melakukan tes-tes tersebut.  Saat ini, kabar gembira datang dari anak negeri. UGM telah meluncurkan inovasi terbaru yang diberi nama 'GeNose'. Sebuah alat yang mampu mendeteksi dan mendiagnosis, apakah seseoran

"Menebak Arah Suara Sumbang dr. Gamal"

Seperti milenial lainnya, hari-hari ku disibukkan dengan aktivitas jempol yang gemar sekali menyentuh layar ponsel pintar. Sekedar mengusir jenuh hingga mendownload file yang membuat memori HP nyaris penuh.  Namun tiba-tiba ada yang tak biasa. Sebuah akun yang biasanya berisi penggalan kisah inspirasi hingga kalimat-kalimat motivasi, kini menampilkan sebuah video musik dengan caption "Nekat ! Dilarang Ketawa". Yaa.. akun ini dimiliki oleh seorang tokoh pemuda Indonesia yang sudah mendunia dengan tema sociopreneur. Sosok yang punya banyak fans dari kalangan Milenial Indonesia hingga ibu-ibu yang tak lagi muda.  Videonya berisi tentang sekelompok anak muda yang menyebut diri mereka bagian dari Garuda Keadilan. Muda-mudi yang tampak mahir bermusik hingga nada dan irama suara yang lumayan asyik.  Semuanya tampak biasa saja, sampai akhirnya lantunan suara dr. Gamal menyentak sanubari dan menggetarkan dada yang mengakibatkan senyum tipis hingga tertawa lepas keluar begitu saja. Hah