Dalam hal berinteraksi dengan Partai Keadilan Sejahtera, sebenarnya Dedi sudah bergabung dengan PKS sejak lama. Beliau adalah salah satu deklarator Partai Keadilan (PK) –cikal bakal Partai Keadilan Sejahtera—di Kecamatan Bontang, sebelum Bontang berubah menjadi kota administratif.
Kemudian saat PK gagal melampaui angka Electroral Treshold dalam pemilu 1999, PK mentransformasi dirinya menjadi Partai Keadilan Sejahtera. Dedi sempat mendapat jabatan menjadi ketua DPD PKS Kota Bontang, tapi tidak lama. Aktifitas Dedi berpartai terpaksa harus dihentikan saat Menteri BUMN pada masa kabinet Megawati mengeluarkan keputusan, melarang seluruh karyawan BUMN ikut menjadi petugas partai.
Walau pun tidak muncul secara resmi di Partai Keadilan Sejahtera, sebenarnya Dedi tetap selalu membersamai para kader Partai Da’wah itu, dalam kondisi-kondisi yang tidak membahayakan posisinya sebagai seorang karyawan BUMN.
Bagaimana seorang Dedi bisa memilih Partai Keadilan Sejahtera, di saat partai-partai lain di tahun 1999 waktu itu tampak lebih bersinar?
Dedi meyakini bahwa setiap partai memiliki basis massanya sendiri, begitu juga PKS. Cikal bakal PKS yaitu Partai Keadilan, dibentuk oleh jaringan anak muda yang banyak melakukan kegiatan-kegiatan keislaman dan social di lingkungan sekolah, kampus, perkantoran atau kampung-kampung di Jakarta.
Jaringan itu menyebar dan meluas ke berbagai daerah, termasuk Bontang. Maka walau pun tidak di Jakarta, saat teman-teman di Jakarta memproklamirkan terbentuknya Partai Keadilan, orang-orang yang terikat dalam jaringan ini otomatis merasa menjadi entitas Partai Keadilan juga.
Terakhir, bicara tentang harapan Dedi kepada generasi muda PKS; jadilah generasi idaman berkarakter Ash-habul Kahfi, berakidah Ibrahim, dan mencintai sifat-sifat mulia para nabi. Generasi seperti ini hanya bisa lahir dari aktifis muda da’wah yang gelisah terhadap kemungkaran, dan dengan seluruh sumber daya yang dimiliki berusaha mengubahnya menjadi kebaikan.
Para pemuda dan pemudi seperti inilah yang dirindukan sebagai agent of change.
Samarinda, 29 Maret 2021
-Vera Dina Rahmawati -
Komentar
Posting Komentar